Friday, December 27, 2013

Metamorfosa Mimpi



Dream is butterfly

Waktu kecil, kita hanya memikirkannya.
Dan karenanya masih berupa sebuah telur.
Ringkih, idealis,
Dikuasai oleh imajinasi liar yang merupakan musuh besar kenyataan.

Waktu remaja, kita mulai berusaha menggapainya.
Kita mulai memproses angan-angan itu dengan berbagai cara.
Dan karenanya itu berupa ulat.
Menggeliat-geliat dengan gelisah,
Seakan hidup tak boleh hanya diterima sebagaimana adanya.

Ketika diri mulai beranjak dewasa,
Mimpi mulai berseteru dengan realita.
Apa yang terlihat, itulah yang dipaksa untuk ada.
 Tapi tekad tak pernah berhenti percaya, bahwa pada akhirnya diri bisa tertawa.
Hanya berjuang yang ada dipikirnya.
Dan karenanya itu berupa kepompong.
Terkurung, namun selalu tahu nantinya dia akan segera disapa cahaya.

Dan ketika akhirnya diri mulai dewasa seutuhnya,
 Mulai memahami bahwa hanya keteguhan hati yang bisa dipercaya
Dan hanya proses tanpa henti yang bisa menjawab segala asa
Bolehlah dia tersenyum lega,
Karena masa muda nan rapuh yang dijalani dengan sempurna
Tak kan pernah sia-sia
Tak kan ada penyesalan, yang ada hanya kepuasan dan kedamaian.

Seperti seekor kupu-kupu
Yang berhasil melewati berbagai rintangan kehidupan
Berjuang mempertahankan diri ditengah ganasnya hukum alam
Sebelum akhirnya bisa mekar dengan sayap yang sempurna.
Dan terbang untuk melihat bahwa,
Langit ternyata lebih biru dari yang diceritakan
dan,
Laut ternyata lebih luas daripada yang terpetakan.

-Edelweis



No comments:

Post a Comment