

Judul: Anna And The French Kiss
Penulis: Stephanie Perkins
Penerjemah: Mery Riansyah
Penerbit: Pustaka Bahtera (Laluna)
Format: Paperback
Halaman: 473 pages
Skor: ♥♥♥/ 5
Dalam perjalanan kami kembali ke meja, Amanda memperhatikan St.Clair dari dalam pagar betis berupa Orang-Orang Necis Rupawan. Aku tidak kaget melihat si rambut peselancar bermata galak duduk di sebelahnya. St.Clair sedang membahas mengenai kelas -apa-apa yang kuharapkan dihari pertama, siapa-siapa saja gurunya- tapi aku tak lagi mendengarkan. Yang kusadari hanyalah senyum gingsulnya dan cara jalannya yang santai namun percaya diri.
Ternyata, aku memang setolol cewek-cewek lain.-page 43
Anna akan segera menjalani tahun senior di SMA. Dan dia sudah sangat menanti-nantikannya. Kehidupannya di Atlanta oke, dia punya Bridge sebagai sahabat, punya pekerjaan paruh waktu yang lumayan di bioskop, dan punya crush dengan rekan kerjanya, Toph, yang berpotensi untuk berpacaran dengannya. Namun tiba-tiba, secara mendadak ayah Anna -seorang penulis novel yang sedang naik daun, yang bahkan novel-novel ciptaannya telah diangkat ke layar lebar- memutuskan bahwa Anna harus menyelesaikan tahun terakhir SMAnya di sebuah sekolah asrama di Paris, Perancis. Paris! Dan sekolah asrama! Ugh.
Meskipun itu adalah sekolah elite, Anna tetap ogah-ogahan bersekolah disitu. Tapi ya, mau bagaimana lagi. Setibanya di Paris, Anna berkenalan dengan Meredith, teman satu asrama yang tinggal disebelah kamarnya. Dari Meredith, Anna kemudian mendapat beberapa teman baru, salah satunya Etienne St.Clair. St.Clair tampan, blasteran Inggris-Prancis-Amerika, baik hati, agak pendek untuk ukuran cowok, dan punya pacar anak kuliahan (dulunya kakak kelas St.Clair) bernama Ellie.
Anna sendiri pada awalnya agak tertarik dengan St.Clair, ketika melihat foto St.Clair dikamar Meredith. Tetapi mengingat dia sudah punya gebetan sendiri, Toph, dan St.Clair pun sudah punya pacar yang keren, Ellie, Anna tidak berekspektasi apa-apa. Hubungannya dengan Toph mungkin belum jelas, tetapi Anna berencana untuk segera memperjelasnya ketika dia pulang untuk liburan nanti. Disamping itu, hari-hari padatnya dia lalui di Paris bersama St.Clair dan teman-teman. Intensitas komunikasi Anna dengan Toph dari awal memang tidak terlihat menjanjikan, sementara St.Clair beserta perhatiannya mulai meningkatkan kesadaran Anna.
Meskipun itu adalah sekolah elite, Anna tetap ogah-ogahan bersekolah disitu. Tapi ya, mau bagaimana lagi. Setibanya di Paris, Anna berkenalan dengan Meredith, teman satu asrama yang tinggal disebelah kamarnya. Dari Meredith, Anna kemudian mendapat beberapa teman baru, salah satunya Etienne St.Clair. St.Clair tampan, blasteran Inggris-Prancis-Amerika, baik hati, agak pendek untuk ukuran cowok, dan punya pacar anak kuliahan (dulunya kakak kelas St.Clair) bernama Ellie.
Anna sendiri pada awalnya agak tertarik dengan St.Clair, ketika melihat foto St.Clair dikamar Meredith. Tetapi mengingat dia sudah punya gebetan sendiri, Toph, dan St.Clair pun sudah punya pacar yang keren, Ellie, Anna tidak berekspektasi apa-apa. Hubungannya dengan Toph mungkin belum jelas, tetapi Anna berencana untuk segera memperjelasnya ketika dia pulang untuk liburan nanti. Disamping itu, hari-hari padatnya dia lalui di Paris bersama St.Clair dan teman-teman. Intensitas komunikasi Anna dengan Toph dari awal memang tidak terlihat menjanjikan, sementara St.Clair beserta perhatiannya mulai meningkatkan kesadaran Anna.
Kalau ada dari kalian yang butuh bacaan ringan, aku rekomendasikan novel ini. Sebenarnya, kalau di Indonesia, genre novel ini enggak jauh-jauh beda dengan metropop dengan sedikit tetesan teenlit. Alurnya gampang ditebak, endingnya apalagi. Ala-ala ftv gitulah. Si penulis mungkin bermaksud memberikan sedikit kejutan pada bagian Meredith, Bridge dan Toph tapi, sebagai pembaca yang cukup terlatih (yuwh) itu biasa saja alias sudah ketebak. Maafkeun. Hanya saja, mungkin karena ini novel terjemahan, bahasanya enggak menye-menye. Agak sedikit cheesy mungkin, tapi pas. Untuk menamatkan novel ini, aku butuh waktu 5 hari. Ini lumayan cepat, mengingat aku sebenarnya kurang begitu suka cerita dengan genre seperti ini meskipun hanya untuk bacaan ringan.
Novel ini pertama kali aku ketahui eksistensinya melalui instagram. Sangat banyak dan sering akun-akun bookstagram meng-upload foto novel ini dikarenakan covernya memang eyecatching. Butuh usaha ekstra untuk mendapatkan edisi terjemahannya di Jogja. Di seluruh Gramedia Jogja sudah enggak nampak lagi wujudnya, di Togamas Kotabaru sisa 3 tapi udah lepas segel semua dan sungguh... lecek. Tapi akhirnya nemu juga 2 biji yang masih tersegel rapi, bersih di Togamas Gejayan. Cover edisi Indonesia memang beda banget dengan cover aslinya. Cover Indonesia berwarna pink pastel. Manis sih memang, girly banget. Tapi sayang rawan kusam kalau enggak cepat-cepat disampul.
So far, gak ada yang salah dengan novel ini. Hanya saja mungkin alurnya terlalu gampang ditebak dan temanya cenderung pasaran. Sehingga enggak bakal ada momen-momen nervous guna menebak-nebak apa yang akan terjadi karena, yah, sudah terlalu jelas.
So far, gak ada yang salah dengan novel ini. Hanya saja mungkin alurnya terlalu gampang ditebak dan temanya cenderung pasaran. Sehingga enggak bakal ada momen-momen nervous guna menebak-nebak apa yang akan terjadi karena, yah, sudah terlalu jelas.
No comments:
Post a Comment