

Judul: A Street Dream: The Evergreen Architecture
Penulis: Angel G'
Penerbit: CV.Evergreen Creative House
Format: Paperback
Halaman: 501 pages
Skor: ♥♥♥/5
"Kehidupan tidak mengambil tongkat dari sepasang kakimu untuk melihatmu jatuh terduduk, tapi untuk membuktikan, bahwa kau masih cukup kuat untuk belajar berjalan, meskipun tertatih. Sebuah tongkat mungkin akan memapahmu untuk sementara waktu, tapi suatu saat kau akan mengerti, berjalan dengannya kemana-mana tidak akan pernah membebaskanmu untuk berlari kencang." -Sean Walker (p.58)
Menyimpan mimpi untuk mengubah dunia dengan kejujuran, jutawan muda Sean Walker mengubur masa lalu gelapnya di balapan liar hutan evergreen bersama kisah misterius lenyapnya Billy. Ketika kehidupan barunya sebagai pembalap nasional sekaligus mahasiswa biasa di departemen arsitektur malah mempertemukannya dengan sahabat-sahabat tak biasa:
Nathan Evan-mahasiswa miskin nyaris dropped out yang berjuang menjadi DJ berbekal sepasang turntable tua, ditengah trauma akan kematian adiknya yang tertembak dengan kepala pecah dalam perkelahian gangster di club kota.
Rachel Scott-mahasiswi arsitektur teladan yang tak pernah percaya pada mimpi. Hingga,
George Thomas-mahasiswa departemen musik yang membawa handgun kemana pun, rapper mantan penghisap ganja yang lahir dari kerasnya kehidupan kumuh ghetto penuh kriminalitas.
Cerita anak-anak muda yang mempertaruhkan sebuah keyakinan, mengejar mimpi, dan mencari arti kejujuran yang akhirnya malah mereka temukan di jalan-jalan pinggiran kota. Mulai dari kisah imigran gelap yang menjadi pembalap kriminal di pinggir pelabuhan, corat-coret pemberontakan dalam graffiti ilegal di dinding lorong-lorong kota, cerita seorang stripper, hingga penari dan rapper-rapper jalanan yang mengejar mimpi dibawah garis kemiskinan. Mulai dari nyaris terbunuh berandal-berandal kota yang berjuang bertahan hidup, anak kecil buruh perkebunan yang mengajarkan makna terbang tanpa sayap, hingga cerita kakek tua yang menjadi penyanyi jalanan diatas kursi roda.
Semua akhirnya menguak filosofi indah dibalik kisah lenyapnya Billy serta mimpinya dan Sean yang tak pernah berubah: mimpi untuk mengubah dunia... dengan murninya sebuah kejujuran hati.



Sementara itu inti ceritanya menarik, perjuangan untuk mengejar mimpi. Sekilas mungkin klise ya, tapi karena ceritanya dikemas dengan cara yang unik (terutama gaya percakapannya, haha) maka buku ini layak dikoleksi. Tapi diawal-awal jalan ceritanya rada garing, aku gak dapet feel-nya sama sekali dan kurasa agak gak penting. Masuk ke pertengahan boleh laah, udah mulai dapet pencerahan inti ceritanya gimana. Menjelang akhir ntah kenapa malah jadi gregetan gara-gara kisah Nathan yang terlalu sial, hahaa. Sementara itu kisah Mary juga terlalu klise, jadi penari striptis demi membayar biaya perawatan rumah sakit ibunya? Oh nooooo. Too mainstream gaess. Dan lagi, Nathan terlalu baik untuk Mary. Tapi siapalah aku ini berani mrotes-mrotes.
Dan Rachel, hmmm...
Sesuatu yang berlebihan memang selalu membuat gamang. Gak heran sih, dengan orang-orang seperti Rachel gini. Berhasil dibidang akademis belum tentu bisa memborong semua rasa bahagia dan puas dalam diri seseorang. Perasaan bahagia dan kepuasan diri lebih bisa ditemukan ditempat-tempat yang dianggap remeh oleh orang-orang. You know, some people may said they had so much fun and pretty successful in study. But, countless people found they great experience in life behind the wall of academic things.
Sean Walker, aduh Sean Walker...coba aku punya cowok satu yang kek gini, peradaban terselamatkan. Hahahaa.. sekilas mungkin kayak bad boy, tapiii sifatnya itu aku bangeeett :3 cuek, nyantai, royal, down to earth, tapi sebenarnya dibalik itu dia perhatian banget dengan orang-orang terdekatnya. Dan perhatiannya itu beneran no joke. I used to had one like this when I'm still in sixteen, hahaha *oke curhat*
Covernyaaa... me likeeeeeeyyy :3
Semacam poster film animasi sci-fi hollywood, cool. Tapi sayang perpaduan warnanya agak salah. Harusnya tulisan "architecture" itu lebih di-toska-in lagi supaya lebih kelihatan. Atau, bayang-bayang hitam di kata "archit" itu diilangin aja -..- Tapi secara keseluruhan, untuk ukuran buku terbitan indie, buku ini diterbitkan dengan memuaskan baik secara fisik maupun isi. No typo at all!! aku setiap baca buku selalu pegang pensil dan post-it (pensil untuk menandai typo dan post-it untuk menandai quotes cantik di setiap buku). Tapi untuk buku ini, sayang sekali yang kugunakan hanya post-it-nya saja :)
So, thankyou for the author who gave me the opportunity to read and review this excellent story :3
xoxo
No comments:
Post a Comment