Thursday, October 8, 2015

Book Review - Norwegian Wood by Haruki Murakami


  

Judul: Norwegian Wood (Noruwei no Mori)
Penulis: Haruki Murakami
Penerjemah: Jonjon Johana
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Format: Paperback
Halaman: 426 pages
Skor: ♥♥♥♥♥/ 5

...betapa pun kita melakukan yang terbaik, seseorang kalau sudah waktunya terluka, akan terluka juga. Itulah hidup. Mungkin terkesan menggurui, tapi kamu juga sudah saatnya mempelajari cara hidup seperti itu. Kamu kadang-kadang terlalu memaksakan diri untuk menarik kehidupan kedalam caramu sendiri. Kalau kamu tidak ingin masuk rumah sakit jiwa, coba bukalah sedikit hatimu, dan pasrahkan dirimu mengikuti alir kehidupan.-page 391 

I finished Norwegian Wood around 3am and went blank like 2 hours lying down in the bed and stared at the ceiling. The whole story really hook me up. I felt so lost in that 2 hours. And then I decided to write the most proper review than I ever did. I should take it seriously because this book is really deserved it. 

Monday, June 15, 2015

Book Review - The Tokyo Zodiac Murders by Soji Shimada


http://d.gr-assets.com/books/1340777688l/15724390.jpg

Judul: The Tokyo Zodiac Murders (Pembunuhan Zodiak Tokyo)
Penulis: Soji Shimada
Penerjemah: Barokah Ruziati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Format: Paperback
Halaman: 353
Skor: ♥♥♥♥/ 5

Seni bukanlah meniru hasil karya orang lain, seni sejati hanya ada dalam perbedaan. Meskipun akan lebih mudah, saya tidak pernah mau mengikuti jejak orang lain. Saya memilih untuk meretas jalan saya sendiri! Saya bukan orang yang kejam, tapi saya akui saya sangat bergairah jika melihat pemotongan tubuh manusia untuk pertama kalinya. Entah mengapa, saya tertarik pada penyimpangan tubuh manusia. Saya senang melihat lengan yang patah, dan bagaimana otot-otot seorang pria sekarat mengalami perubahan. Saya berharap bisa memperoleh kesempatan untuk menggambar hal-hal semacam itu. Saya yakin banyak seniman lain yang memiliki keinginan yang sama dengan saya.
-Heikichi Umezawa, page 22.

Wednesday, June 3, 2015

Book Review - If I Stay by Gayle Forman




Judul: If I Stay (Jika Aku Tetap Disini)
Penulis: Gayle Forman
Penerjemah: Poppy D.Chusfani
Penerbir: Gramedia Pustaka Utama
Format: Paperback
Skor: ♥♥♥♥/ 5

"Tapi serius, bagaimana Dad mengatasi demam panggung?"
Dad masih tersenyum, tapi aku tahu dia berubah menjadi serius karena bicaranya dilambatkan.
"Kau tidak mengatasinya. Kau hanya perlu melaluinya. Kau bertahan."

Holy syitt I cried!

The story itself is very simple, but provide a deep meaning of what a family is and somehow make me thinking about having a family like that. Aku mengategorikan buku ini sebagai bacaan ringan, karena memang ringan banget baik secara harfiah maupun secara gaya penulisan. Ceritanya gak bertele-tele, gak bikin bingung walaupun formatnya maju-mundur, dan yang paling penting bahasanya gak terkesan drama. It is very very normal in a weird way. Hanya butuh waktu 2 hari untuk menamatkannya (yang diselingi dengan jam-jam penuh airmata) dan yang bikin nyesek adalah, I refuse to buy the second book at the time I bought If I Stay because I really have no expectation about this book. And now I am feeling kinda lost because the sequel, Where She Went, is does not exist anymore at any bookstore in downtown. I bet people has already aware about the story so they do not taking a minute even a second and just buy it both. So I cry agaaaain...

Sunday, April 26, 2015

Book Review - An Abundance Of Katherines by John Green



Judul: An Abundance Of Katherines (Tentang Katherine)
Penulis: John Green
Penerjemah: Poppy D.Chusfani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Format: Paperback
Skor: ♥♥ / 5

Buku adalah Tercampak sejati: letakkan saja dan mereka akan menanti sampai kapan pun; pusatkan perhatian dan mereka akan selalu membalas cintamu.
-page 159.

Well, how am I suppose to start?
May be with pointing out what I likes and what I dislikes from the whole book.

What I likes:

First: Hasan. He is super funny! He is like a bottle of cold cola in sahara desert. And he is moslem, and never run late for sholat subuh, do not do such thing like dating or kissing girls until he meet Katrina and decided that, well, maybe doing them once is not that bad. Hahaha.

Second: Pink Mansion. From what its desribed, its sound fantastic.

Third: The cover! Oh my gosh its so preeeetty~~~ the colors combined perfectly and so eyecatching.


What I dislikes:

First: Colin.

Second: Colin.

Third: Colin.

Fourth: Mathematic terms. Formulas. Those crap things.


Friday, April 10, 2015

Book Review - Dilan by Pidi Baiq




Judul: DILAN, dia adalah Dilanku tahun 1990
Penulis: Pidi Baiq
Penerbit: DAR! Mizan Pastel Books
Format: Paperback
Halaman: 330 pages
Skor: ♥♥♥♥/5


"Milea 1"
Bolehkah aku punya pendapat?
Ini tentang dia yang ada di bumi
Ketika Tuhan menciptakan dirinya
Kukira Dia ada maksud mau pamer
Dilan, Bandung 1990
-page 302

Pertama aku mau bilang, ini buku pinjaman. Tepatnya bukan aku yang punya keinginan untuk pinjam, tapi disodorin suruh pinjam karena katanya bagus. Ini bayaran yang aku dapat karena udah minjemin Agatha Christie ke salah satu teman sekelasku. Awalnya sih ogah-ogahan bacanya, karena taulah, aku bukan penggemar novel lokal apalagi yang berbau-bau teenlit macam ini. Bukan selera aku banget. Dan ketika ngelirik ke blurp-nya, gada sinopsis, cuman quote-quote aja. Tapi karena udah ada di tangan dan di depan mata, baca lah. Di halaman-halaman awal, tingkat ketertarikan masih 10%. Ala-ala teenlit banget! batinku. Makin ketengah, makin kelihatan karakter Dilan itu gimana dan makin jelas jalan ceritanya mau kemana. Dan, harus aku akui, huft, aku SUKA! Hahahaha...


Saturday, March 7, 2015

Book Review - Lalita by Ayu Utami

  

Judul: Lalita (Seri Bilangan Fu)
Penulis: Ayu Utami
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Format: Paperback
Halaman: 251 pages
Skor: ♥♥♥/5

"Tentang vampir penghisap darah memang hanya dongeng. Tapi dongeng menceritakan satu kebenaran dengan cara lain, Nak. Yang penting, kamu harus bisa menemukan cara baca yang lain itu." 
-Babushka Katarina, page104.

Sejujurnya, aku suka dengan sastra dalam negeri. Hanya saja, mencari karya sastra dalam negeri yang cocok dengan selera memang bukan perkara mudah. Dulu, ketika masih SD, Nh.Dini merupakan salah satu pengarang favorit. Memasuki usia remaja, ada Andrea Hirata. Sekarang, setelah menjadi wanita dewasa, aku kembali tertarik untuk mencari pengarang dalam negeri yang sekiranya mempunyai gaya penulisan satu selera denganku. Iseng-iseng aku beli novel Lalita ini minggu lalu hanya dengan satu alasan dangkal, covernya bagus. Setelah dibaca, ternyata wow! Gaya penulisannya keren sekali! Bodo amat dengan ending buku ini yang mengecewakan. Aku lebih tertarik pada bagaimana bahasa Ayu Utami dalam merangkai kalimat.