Friday, February 7, 2014

#BookReview - The Cuckoo's Calling by Robert Galbraith

Judul : The Cuckoo's Calling
Author : Robert Galbraith
Alih Bahasa : Siska Yuanita
Edisi : Soft Cover
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Rating : ♥♥♥♥/5


Kematian supermodel Lula Landry pada suatu malam yang beku mengguncang London. Lula jatuh dari balkon flatnya di daerah Kensington Garden. Polisi menutup kasusnya dengan kesimpulan bahwa Lula bunuh diri. Namun, John Bristow, kakak lelaki Lula tak terima dengan keputusan tersebut. Ketidakterimaan itu kemudian membawa kasus kematian Lula Landry hinggap di kantor kumuh seorang detektif partikelir, Cormoran Strike. Mr.Strike, yang sedang terlilit hutang dan sedang mengalami permasalahan pribadi yang serius dengan pacar cantik jelitanya, Charlotte, menerima tawaran John Bristow untuk menyelidiki kembali kematian Lula. Yang membuat Mr.Strike menerima tawaran Mr.Bristow pada awalnya adalah bayaran dobel yang diberikan oleh Mr.Bristow. Karena Mr.Strike sedang berada dalam situasi serius dengan prospek hidup terlunta-lunta karena kondisi keuangan dan kehidupan cintanya yang menyedihkan. Namun lambat laun, kebenaran dan fakta yang mulai menggelitik dan muncul ke permukaan lah yang membuat Mr.Strike mulai meneliti kasus Lula Landry dengan kecurigaan baru yang luput dari pengamatan polisi.

Dibantu dengan sekretaris kontemporernya, Robin Ellacott, Cormoran Strike mulai meyelidiki detail-detail kejadian sebelum dan saat kematian Lula Landry. Robin yang cekatan, efisien, instingtif dan cerdas dengan segera menyambar perhatian Strike. FYI, Robin adalah sekretaris baru yang baru pertama kali masuk kerja ketika kasus Lula Landry dibawa oleh Mr.Bristow ke kantor Cormoran Strike. Interaksi antara Robin dan Strike sangat menarik karena keduanya berusaha menjaga berada dijalur profesionalisme. Ditambah lagi, Robih sudah bertunangan dengan kekasihnya, Matthew, dan hal itu membuat Cormoran Strike lega karena dia bisa terbebas dari ketertarikan seksual dengan sekretarisnya itu.


Novel kriminal yang penuh dengan tokoh beraneka watak ini merupakan novel kriminal pertama karangan J.K Rowling, pengarang bestseller seri Harry Potter dan Casual Vacancy. Yep, J.K Rowling yang itu. Beliau memakai nama samaran Robert Galbraith. Hal itu mungkin untuk mencegah para pembacanya membanding-bandingkan The Cuckoo's Calling dengan serial Harry Potter. Namun apa daya, samaran itu terbongkar juga dan bendungan perbandingan pun mengalir deras. Namun ketika membaca buku ini, saya menutup mata pada fakta bahwa buku ini adalah karangan J.K.R. Dan itu cukup sukses, hanya saja kurang bekerja ketika saya membaca jokes yang ada di The Cuckoo's Calling karena mau tak mau saya teringat pada lelucon-lelucon di Harry Potter karena keduanya memiliki kadar yang mirip.

Awal saya melihat buku ini adalah pada bulan Desember. Waktu itu buku ini sedang menjadi bestselling di toko-toko buku Jogja dan menempati posisi utama jika kita memasuki sebuah toko buku. Sulit untuk menolak dorongan ketika melihat salah satu novel dari author favorit saya terpampang menggoda dietalase toko buku seperti itu. Setelah berhasil menahan diri selama satu bulan, akhirnya pertahanan diri saya jebol dan awal februari kemarin, The Cuckoo's Calling sukses saya bawa pulang. Yeeha :3 

Secara keseluruhan, novel ini terlalu tebal jika hanya membahas satu kasus kematian misterius. Maklum, saya membandingkannya dengan novel Agatha Christie yang minimalis tapi sarat isi tersebut. Ya, awalnya saya berpikir demikian. Maafkan saya, huhu. Tapi setelah membaca sampai selesai, baru saya menyadari bahwa alur cerita yang cenderung lambat itu memang disengaja untuk membuat para pembaca lebih memahami karakter dari tokoh-tokoh yang muncul. 

Saya baru tahu jika Listiana Srisanti, penerjemah ketujuh seri Harry Potter telah meninggal dunia. Saya kaget karena, selama ini kisah Harry Potter dapat saya cerna dan kunyah dengan baik berkat kualitas terjemahan yang mengagumkan dari Ibu Listiana Srisanti. Saya tak tahu apakah ada penerjemah yang sebaik beliau. Tapi ternyata terjemahan The Cuckoo's Calling sama sekali tak ada masalah (saya cenderung berasumsi bahwa Ibu Listiana adalah penerjemah official dari buku-buku J.K.R yang masuk ke Indonesia. Hehe). Tapi ternyata The Cuckoo's Calling yang diterjemahkan oleh Siska Yuanita sangat bersih dan mengalir, berbeda dengan ketika saya membaca City of Bones yang rada absurd terjemahannya. Banyak typo-nya pula, huh. Sepanjang baca City of Bones, saya pegang pensil untuk menggarisbawahi kata-kata mana saja yang typo. Bikin saya gregetan dan pengen ngelamar jadi proofreader UfukPress #oke kok malah curhat ya?

Nah, akhirnya saya hanya ingin berkata bahwa J.K Rowling cukup berhasil dalam novel ini, menurut versi saya pribadi, untuk keluar dari bayang-bayang Harry Potter yang legendaris itu. Detail-detail yang ditampilkan J.K.R juga sangat rapi dan mudah dipahami dalam upaya pemecahan kasus. 4 ♥♥♥♥ buat J.K.R ^^ Saya tunggu novel-novel anda yang lainnya!


No comments:

Post a Comment