Sunday, February 16, 2014

#BookReview - Marriageable by Riri Sardjono


Judul : Marriageable
Author : Riri Sardjono
Penerbit : GagasMedia
Cetakan : 8, 2013
Rate :  ♥♥♥/5


Marriage maybe made in heaven, but a lot of the details have to be worked out here on earth.






Aku beli novel ini karena tertarik sama blrup-nya yang menurutku provokatif banget...
Namaku Flory. Usia mendekati tiga puluh dua. Status? Tentu saja single! Karena itu Mamz memutuskan pencarian Datuk Maringgi abad modern untukku.
"Kenapa sih, gue jadi gak normal cuma gara-gara belom kawin?"
"Karena elo punya kantong rahim, Darling." Jawab Dina kalem.
"Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date."
"Yeah," sahutku sinis. "Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama."

Hahahaha...
Aku cekikikan sendiri watu baca blurp ini di Gramedia Amplas. Frontal dan nyleneh. Inti ceritanya sih simple aja, Flory dijodohkan dengan Vadin oleh mamanya karena usia Flory yang sudah bisa dianggap sebagai perawan tua. Karena tuntutan umur dan ketakutan bahwa mungkin Vadin adalah kesempatan terakhirnya untuk menikah, akhirnya Flory menikah dengan Vadin. Tapi dengan syarat; pisah kamar dan no sex. Awalnya semua berjalan sesuai rencana sampai Nadya, mantan pacar Vadin, muncul dan membuat Flory merasa terancam. Flory dan Vadin memang tidak menikah atas dasar cinta, tapi ternyata lama kelamaan Flory menyadari bahwa cinta bukan hal yang mustahil tercipta diantara mereka. Hanya saja dia gengsi untuk mengungkapkannya, padahal Vadin sudah terang-terangan menyatakan bahwa dia telah mencintai Flory.

Mungkin ending ceritanya gampang ditebak ya, karena sebenarnya tema-tema kayak gini udah mainstream. Yang bikin Marriageable gak mainstream adalah dialog-dialog diantara para tokohnya. Sumpah nyleneh dan kadang-kadang nonsenses tapi lucu karena unik. Ini contohnya..

"Honey, semua manusia dengan titel Mr. gak akan pernah bisa jadi Right."
"Yup," timpal Dina kalem. "Mereka mungkin bisa jadi Big, tapi Right? Mustahil!"
"Elo mungkin bisa pura-pura rasional," cemooh Ara sebal. "Tapi gue yakin deep down inside lo semua tetep aja nyari Mr.Right."
-page 11
"Apa cinta emang ada Ka?" tanyaku tercenung sambil menatap laut yang terlihat silau.
"Mungkin," Jawab Kika acuh sambil berusaha membuat balon dari permen  karetnya. "Kadang-kadang, elo mesti belajar untuk berhenti berpikir. Cinta biasanya datang di saat orang lagi nggak mikir."
"Apa cinta selalu datang untuk orang-orang  bego?"
Apalagi istilah yang tepat untuk orang yang tidak berpikir selain bego?
-page 73
"Kalau laki-laki bisa nulis SMS lebih dari empat huruf, itu tandanya dia jatuh cinta berat," komentar Ara menyeringai.
"Juliet," tegur Kika sebal. "Laki-laki nggak pernah mengenal cinta. Kalau mereka bisa nulis SMS panjang, itu tandanya kemampuan linguistik mereka mulai berkembang.."
-page 217
LOLS!

Menurutku buku ini menarik walaupun belum bisa bikin aku bener-bener suka. Pada dasarnya aku memang kurang suka baca novel-novel cinta macam begini. Karakter Flory juga menurutku agak terlalu overthinking dan sukanya mendramatisasi keadaan. Dia gak bisa nyantai, kubaca-baca kebanyakan dia suka teriak-teriak ke temen-temennya kalo lagi ngomong jadi terkesan tegang orangnya. Tapi over all entertaining ^^

Tahun ini, aku punya rencana untuk mencoba merambah dunia metropop atau chicklit untuk menambah warna dalam genre bacaanku. Dan Marriageable adalah novel pertama dengan tema, apa ya, metropop mungkin ya, yang aku beli. Tapi ternyata, I really can't. Aku gak bisa menikmati bacaan dengan genre seperti itu. Ternyata aku sama sekali gak fleksibel dan seakan-akan terpaku di gundukan fantasy, thriller dan detektif. Biasanya kalau sedang suntuk sama tiga genre didepan, aku larinya ke historical romance. Membaca chicklit, teenlit,dan metropop biasanya berdasarkan faktor keterpaksaan. Tapi kalau yang terjemahan, aku masih bisa menikmatinya. Karena bagaimanapun, beda guys. Tapi kalo YA aku masih suka karena biasanya fantasy dan YA bisa ditemukan dalam satu paket semisal serial The Lorien Legacies dan The Hunger Games. Jadi sepertinya aku gak perlu memaksakan diri untuk baca metropop dkk lagi karena, yah, ternyata aku gak suka. 

I love fairytale more~


No comments:

Post a Comment