Saturday, May 17, 2014

2014 Nation Book Day Special

http://37.media.tumblr.com/tumblr_lx1wp1aqvt1qm647ko1_500.gif

Pagi ini aku buka twitter dan gak sengaja lihat daftar Trending Topiknya. Disitu ada tulisan #HariBukuNasional. Wewh? Iya po? Aku malah baru tau, ngahahaha dasar kutu buku durhaka. Taunya cuma beli ama baca doang,

 
*bow 90 degree*

Sebagai blogger yang concern utamanya adalah buku, aku ngerasa wajib nulis sesuatu biar sekali lagi, gak disangka blogger buku kafir. Hahaha.

Banyak orang yang menganggap bahwa baca buku itu melelahkan. Walau itu novel sekalipun. Mereka lebih milih nonton film yang diangkat dari novel itu ketimbang baca bukunya, padahal kanguru pun tau bahwa penjabaran dalam buku lebih spesifik daripada film yang udah diringkas-pangkas itu. Dan bahkan, ada beberapa orang dari kalangan nerdy yang ikut-ikutan labil seperti itu. Mereka terlanjur nonton film adaptasi novel duluan karena belum sempat beli bukunya, bukunya mahal, atau karna stok bukunya lagi habis di toko buku dan segala macem alesan lainnya. Ada juga yang udah niat beli sebuah novel, dan pengen  searching di internet sekedar untuk ngelihat kadar ke-awesome-an novel tersebut, eh malah nemu review-an yang spoiler gilak. Akhirnya bad mood karena udah tau isi bukunya duluan, gak jadi baca deh. Padahal nih yaa menurutku...

When I saw how spoiler an article that is reviewing the current book that I'm reading, believe me, it has absolutely no effect. A book, once started must end with certainty. Don't stop in the middle of just because the spoilers.
(My stat on Facebook, 20 January 2014)

Kita sebagai pembaca harus punya prinsip. Berani memulai, berani bertanggung jawab sampai selesai. Bahkan aku sendiri pun jujur kadang-kadang harus mati-matian nge-push diri untuk menyelesaikan satu buku yang kurang ajar alur dan gaya penceritaannya. Dan bagiku, buku kriminal itu adalah The Prague Cemetery karya Umberto Eco. Butuh pemahaman super duper ekstra untuk ngertiin isi buku ini. Pikiran kita harus tenang, cuaca gak boleh terlalu panas, dan mood kita harus dalam keadaan stabil. Karena kalo enggak, dijamin gagal paham. Aku sampe detik ini juga masih gagal paham sama buku ini. Ckckck.

Ada beberapa tips ala-ala aku sendiri untuk membangun interest kita terhadap membaca.

Pertama, pastikan kecenderunganmu berada di genre apa.
Aku sejak kecil, sejak baru mulai bisa membaca, sudah sadar diri bahwa cerita-cerita yang kusuka adalah cerita tentang sihir-sihiran. Aku gak suka cerita tentang binatang-binatangan apalagi cinta-cintaan. Dulu, yang selalu kucari pertama kali dari majalah Bobo adalah halaman Ceritera-Cetritera Dari Negeri Dongeng. Masih inget kan? Nirmala, Oki, Felip, dkk? Sebenarnya, cerita-cerita itulah yang membangun kecintaanku pada genre fiksi fantasi. Genre favoritku yang lain adalah mistery/thriller dalam lingkup cerita-cerita detektif, bukan cerita-cerita hantu. Walau ada satu dan hanya satu cerita hantu yang paling kusuka hingga sekarang, Goosebumps. Hahaha. Untuk cerita hantu, aku cuma berani baca Goosebumps. Sementara itu, cerita-cerita detektif yang paling mengena dihatiku cuma karya-karya Queen Of Crime Agatha Christie dan komik Detective Conan karya Aoyama Gosho. Selain daripada itu sih aku juga suka, tapi cuma suka-suka aja, gak sampe terobsesi kayak cerita-ceritanya Agatha dan Aoyama.

Kedua, pilih-pilih itu perlu.
Aku memang suka buku, tapi sumpah aku pemilih banget soal buku-buku yang harus aku baca. Sekalipun itu genre fiksi fantasi. Makanya, jangan heran kalau seluruh buku yang berderet-deret dikamarku itu adalah buku-buku fantasi terjemahan. Walaupun ada buku karya pengarang lokal, jumlahnya kurang dari sepuluh jari. Pokoknya minim sekali. Sebenarnya ada pengarang lokal yang berhasil bikin novel fantasi juga, tapi tetap saja bagiku beda. Aku lebih suka bahasa baku ala novel terjemahan dan paling benci dengan bahasa "loe-gue" yang mewarnai buku-buku lokal. Tapi itu bukan berarti aku gak men-support author-author dalam negeri lho. Mamahku suka novel-novel romance lokal, jadi biarlah beliau yang menjaga kelestarian produk lokal. Aku nebeng baca aja kalo lagi suntuk berimajinasi. Toh, perpustakaan keluarga juga jadi lebih seimbang dan berwarna, ibunya ngoleksi buku-buku lokal, anaknya ngoleksi buku-buku terjemahan. Ngahahaha. Personal taste gak bisa dipaksain.

Ketiga, gabung dengan komunitas-komunitas pencinta buku.
Ini penting lho. Lingkungan dipercaya menjadi salah satu faktor utama pembentuk kepribadian. Karena dari kecil aku dihadapkan pada lingkungan keluarga yang hobi membaca, aku tumbuh menjadi anak yang terbiasa membaca. Tapi sayang ketika kuliah dan harus angkat kaki dari rumah, aku dihadapkan pada lingkungan yang sama sekali gak nerdy. Orang-orang di lingkungan baruku hanya membaca jika perlu. Aku jadi sempat merasa kehilangan karena gak ada lawan sepadan untuk nggosipin tentang buku-buku, khususnya novel fantasi. Aku hanya bisa ngobrol-ngobrol via online chat dengan temen-temen dari klub-klub buku. Tapi it's oke, karena dari sinilah aku dapet ide untuk bikin blog buku.

Intinya, kita sebagai generasi muda Indonesia harus menerapkan kebiasaan yang positif. Kita tahu bahwa saat ini masih banyak orang yang malas membaca, padahal sudah muncul berbagai kepraktisan untuk itu. Misalnya, e-book. Tidak makan tempat, tidak perlu rak, tinggal diusap-usap aja kalo bacanya pake tablet. Ditambah lagi, baca buku itu gak bikin pusing kok, asal yang kalian baca itu sesuai dengan selera kalian.

Jangan hanya terpaku untuk update status di twitter dan path doang, tapi update juga pengetahuan kalian dengan buku-buku berkualitas yang bertebaran diluar sana. Karena sekali lagi, baca buku lebih banyak mendatangkan maslahat ketimbang update yang enggak-enggak di social media. Dan lagi, jangan hanya maen ke mall! Maen juga ke perpustakaan, ramaikan lagi perpustakaan kita. Dan nongkrong di kafe-kafe sambil cekikikan baiknya diganti dengan jalan-jalan  ke toko buku. Uang saku juga jangan hanya dihabiskan untuk belanja alat-alat make-up, belanja buku juga! Percaya deh, buku jauh lebih awet dan bermanfaat.

Nah semoga cerita ini bermanfaat untuk siapapun yang membaca! Dan semoga keinginan untuk membaca buku juga semakin meningkat, karena siapapun tahu bahwa buku adalah jendela dunia. Apapun jenis buku yang kalian baca, percayalah, selalu ada nilai-nilai berharga yang bisa diambil.
http://mylittlebookblog.files.wordpress.com/2013/05/tumblr_mfm8s4jekr1r4nrr1o1_500.png?w=560


No comments:

Post a Comment