Thursday, May 22, 2014

Book Review - Taken at the Flood by Agatha Christie

  

Judul: Taken at the Flood (Mengail di Air Keruh)
Penulis: Agatha Christie
Penerjemah: Suwarni A.S.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 352 pages
Skor: ♥♥♥♥/5

Dalam hidup manusia ada pasang ada surut,

Bila arus pasang, nasib baik yang menanti...
Bila diabaikan, maka perjalanan hidup akan terikat
pada tempat yang dangkal, penuh kepedihan.
Di laut lepas kini kita terapung.
Dan kita harus mengikuti arus,
Bila tak mau kehilangan kesempatan.

Hm, aku harus mulai dari mana ya?
Sebenernya buku-buku Agatha Christie adalah salah satu buku yang paling susah ku review karena terlalu kompleks. Secara fisik boleh imut-imut, tapi isinya bener-bener padet dengan tokoh-tokohnya yang berbagai karakter. Makanya sejauh ini belum ada satupun review buku Agatha yang kubuat. Bingung, wkwkwk. Yah tapi kucoba deh,,

Tersebutlah Gordon Cloade, seorang pengusaha kaya raya yang tiba-tiba tewas karena serangan udara di London. Hal itu terjadi pada tahun 1944.Gordon Cloade tewas dengan meninggalkan harta yang banyak sekali dan seorang istri muda yang cantik dan benar-benar muda. Istrinya berusia 24 tahun sementara Gorgon berusia 60an lebih (lupa). Istri mudanya bernama Rosaleen dan Rosaleen yang mewarisi segala harta Gordon.


Rosaleen sendiri dulu pernah menikah dengan seorang pejabat daerah Nigeria dan bercerai karena suaminya itu meninggal. Beberapa tahun kemudian Rosaleen bertemu Gordon di New York dan mereka menikah. Sementara itu, Gordon Cloade adalah orang yang sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya. Saudara-saudaranya, yang berjumlah 7 orang, hampir seluruh kehidupan mereka ditunjang oleh kekayaan Gordon. Ketika Gordon tewas dan mereka mendapati bahwa seluruh kekayaan Gordon jatuh ketangan Rosaleen, boleh dikatakan mereka tidak rela. Kepada 7 orang itu, 5 diantaranya telah dijanjikan secara lisan oleh Gordon harta warisan yang banyak apabila dirinya meninggal kelak. Namun tak ada surat wasiat yang resmi untuk hal itu. Setelah Gordon menikah dengan Rosaleen, karena tak adanya surat wasiat apapun, maka seluruh harta Gordon otomatis jatuh ketangan istri barunya. Dan sekarang, 5 orang itu berada dalam situasi yang sangat membutuhkan uang. Dan mereka baru bisa menerima bagian mereka apabila Rosaleen meninggal sebelum mereka. 5 orang itu punya motif yang kuat untuk membunuh Rosaleen.

Hingga 2 tahun kemudian, terjadilah pembunuhan di Warmsley Vale, desa tempat seluruh keluarga Gordon tinggal. Tapi anehnya, yang terbunuh bukanlah Rosaleen... Siapa?

----------
Once again, 
I pay my full respect for grandmother Agatha Christie, 
the Queen of Crime.
Entahlah, setiap abis baca buku Agatha emang bawaannya aku jadi tambah hormat sama beliau. Kisah-kisah beliau bener-bener epic! Undefeatable, unforgetable, and unbearable saking kerennya. Bener-bener author favoritku yang takkan terganti.

Kali ini Papa Poirot kembali hadir mengintervensi kasus di Warmsley Vale. Hercule Poirot didatangi oleh dua anggota keluarga Cloade, yang meminta bantuannya untuk memecahkan kasus pembunuhan disana dan mengidentifikasi siapa korban sebenarnya. Dan sekali lagi, aku sama sekali nge-blank. Nge-blank dalam menduga-duga pelaku maksudnya. Yah, saya anjurkan kita jangan pernah menebak-nebak siapa pelakunya jika sedang membaca kisah-kisah Agatha Christie. Karena yang ada malah mbulet, kepala nyut-nyut'an, dan emosi sendiri karena gak pernah berhasil tahu dengan usaha sendiri siapa pembunuhnya dan trik apa yang dipakai sebelum selesai membaca. Padahal sebenarnya, dalam cerita-cerita kek gini kita dituntun untuk mendeduksi karena sebenernya dari awal banyak petunjuk-petunjuk yang disebarkan pengarang. Tapi, yah, sel-sel kelabuku gak sehebat Hercule Poirot jadi yang ada aku malah cengo sendiri kalo berani nyoba nebak-nebak -_-

Bagi yang mau tahu kelanjutan kasusnya, mending baca sendiri deh. Lebih asik baca sendiri. Karena aku juga males kalo harus menjabarkan panjang lebar isi bukunya, bingung! Sumpah. Lagian itu bisa melanggar kode etik pe-review-an buku (emang ada?) dan aku juga gak mau jadi pelaku spoiler. Yah, akhir kata saya minta maaf karena hanya menghasilkan review yang pendek dan menggantung ini. Lebih baik kayak gini aja, supaya kalian baca sendiri bukunya. Hohoo..

Bye

No comments:

Post a Comment